Sambutan Kasubdit PAI, Bang Amir dalam Buku "1001 Pesan Abimu"

Share:

Kepala Subdirektorat Bina Penyuluh Agama Islam Kemenag RI 2022-2024,
H. Amirulloh, M.Ag

Mengawali sambutan ini, saya mengapresiasi setiap kiprah dan karya yang dihasilkan oleh Penyuluh Agama Islam dalam rangka dakwah dan menggaungkan eksistensi Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) sesuai tujuan dan fungsi (Tupoksi) masing-masing.

Buku ini berisi bagaimana hakikat hidup manusia sesungguhnya. Pembahasan secara tematis dan dikupas dengan menggunakan bahasa sederhana membuat pembaca mudah memahami isi. Buku ini seperti orang tua yang berbicara langsung di hadapan anaknya, dengan nasihat yang membangkit motivasi agar selalu bersikap positif. Seakan, orang tua khawatir terhadap prilaku anak jika tidak berada dalam koridor agama. Maka sangat pantas saya menyebut buku ini sebagai “Penyambung lidah orang tua.”

Pesan-pesan hikmah seakan mewakili perasaan dan harapan setiap orang tua, yang mendambakan anaknya tidak terbuai dengan kenikmatan dunia hingga lupa pada tujuan Allah ciptakan manusia, yaitu semata-mata beribadah. Ibadah di sini maknanya luas, bahwa program kerja dan bakti sosial yang diniat ibadah akan jadi amal bagi manusia. Isinya sebagai pengingat, seakan orang tua sedang memberikan nasihat pada anaknya supaya selalu hati-hati bersikap dan tetap mawas diri.

Ajakan sujud dan taat cukup kental terurai dalam narasi yang terus dimainkan penulis. Ini bentuk upaya penulis dalam rangka meyakinkan pembaca agar tidak melakukan aksi tiada faedah atau keluar dari patron Islam.

Gambaran berbicara dan bersikap baik menjadi nilai unggul dalam karya tersebut. Pembaca diajak bersikap tidak arogan dalam bentuk apa pun. Karenanya, buku ini menjadi koleksi yang pantas dibaca demi menenangkan diri dalam segala kondisi. Lebih dari itu, narasinya tampak khas yang menuntut manusia tidak berlebihan mengagungkan diri atas nikmat ilmu, harta, jabatan dan lainnya. Komponen kata yang disusun cukup membuat penikmat betah menyelesaikan bacaan hingga tuntas.

Buku "1001 Pesan Abimu" karya Abu Teuming

Nilai tasawuf dalam buku ini cukup lugas dikupas. Pembaca pasti merasakan nikmat Allah tidak ada nilai tambah seandainya tidak mendorong ketaatan mereka. Catatan buku ini menjadi gambaran besar betapa agama Islam sebagai pembentuk manusia yang tidak abai dengan perasaan dan hati orang lain. Terlebih terhadap Tuhan yang mesti diunggulkan dalam setiap keinginan manusia.

Meskipun tidak merangkum semua unsur ilmu tasawuf, buku ini cukup memadai sebagai tameng memperbaiki akhlak manusia terhadap Allah dan makhluk. Siapa pun pembaca buku ini akan menemukan keseimbangan hidup. Mereka tidak akan terlalu tergiur kepentingan dunia. Sebaliknya, tiada mengabaikan kepentingan dunia sebagai sarana penunjang (taqarrub) mendekatkan diri pada Allah.

Penulis berhasil menarik pembaca dalam suasana yang menenangkan dan tidak terlibat dalam pergolakan hati yang memicu aksi kemungkaran.

Goresan pena Abu Teuming akan menjadi tinta emas dan dakwah permanen yang dilakukan Penyuluh Agama Islam. Jujur, saya amat merindukan kehadiran buku lainnya dari penyuluh agama Islam di Indonesia dengan beragam genre, yang nantinya menjadi saksi adanya kontribusi penyuluh agama Islam terhadap pembangunan bangsa dan peradaban.

Kontribusi penyuluh agama Islam demi memperkaya khazanah keislaman akan selalu mendapatkan sambutan positif dari Kemenag RI. Sudah seharusnya penyuluh agama Islam yang dikenal garda terdepan Kemenag aktif memberikan wejangan pembangunan sumber daya manusia (SDM) lewat karya tulis sebagai warisan kekayaan intelektualitas. Karenanya, saya punya mimpi besar untuk mendorong lahirnya penyuluh agama Islam milenial yang menjadi “Pasukan Udara Kemenag RI”. Artinya, mereka tidak bertugas berperang dengan senjata canggih dan modern, tetapi menjadikan nasihat agama sebagai senjata ketenteraman dan kedamaian yang disebar via ragam platform media sosial. Konten yang dipublikasi nanti menjadi materi dakwah bagi masyarakat, terutama para nitizen.



No comments

Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.