Kata Pengantar Penulis
Penulis bersyukur atas nikmat ilmu dan kesempatan yang Allah anugerahkan sehingga dapat merampungkan karya buku “1001 Pesan Abimu” dan terbit dalam rangka momen istimewa, Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama ke-79, tepat pada 3 Januari 2025.
Terima kasih atas legalitas yang Allah berikan. Menerbitkan buku tanpa nikmat dan bimbingan Allah melalui tangan-tangan orang pilihan tentu tidak dapat berjalan mulus. Karenanya, penulis ucapkan terima kasih kepada pendahulu telah menitipkan cahaya dalam karyanya, yang secara tidak langsung menjadi referensi induk demi mendapatkan rumusan kalimat baru dalam penulisan buku ini. Berbagai dokumen dan kitab klasik tidak bisa dipisahkan sebagai sumber pengetahuan dan menjadi penyokong utama buku tersebut.
Buku di tangan Anda tidak bisa dipisahkan dari facebook. Platform tersebut memberikan ruang bagi netizen untuk menciptakan konten sebagai ladang komunikasi sosial lintas jaringan. Melalui akun facebook pribadi, penulis menciptakan dan menyebarkan konten sederhana dan praktis bernuansa nasihat keagamaan. Keadaan ini terjadi sejak awal buming platform ciptaan Mark Elliot Zuckerberg itu. Pada akhirnya, penulis mengumpulkan konten pesan tersebut, yang kemudian diletakkan di bagian awal alenia pada setiap judul dalam buku “1001 Pesan Abimu”. Nasihat induk di awal alenia dikembangkan dengan beragam narasi dan petuah ulama.
Dalam buku tersebut, penulis seakan memposisikan diri sebagai orang tua yang aktif dan tanpa jenuh memberikan nasihat positif kepada anaknya, demi mengawasi keturunan dari sifat tercela. Siapa pun pembaca, kesannya seperti mendapatkan nasihat hikmah dari orang tuanya, terutama sosok ayah sebagai pemimpin keluarga.
Kehadiran buku ini tidak menafikan keunggulan literatur lain, namun layak sebagai pendukung dan saling melengkapi demi memperkaya khazanah keislaman. Pembaca dapat mempertajam analisa dan wawasan dengan sudut pandang penulis yang berbeda-beda.
Buku ini dirangkai dengan sangat apik, yang memulai narasi pada setiap judul dengan penggalan nasihat induk, kemudian disusul dengan narasi tambahan sebagai penguat dan referensi. Kerangka yang sama juga diulang-ulang pada setiap judul hingga halaman akhir buku. Jika diibaratkan, layaknya ayat Al-Qur’an yang dijelaskan dengan beragam perspektif para mufasir. Kerangka ini sengaja diciptakan untuk membuat pembaca mudah memahami dan hanya fokus pada satu tema yang digambarkan pada judul.
Pada intinya, buku ini hendak menciptakan insan kamil (manusia sempurna) yang mengintegrasikan pesan langit dalam sendi kehidupan sehari-hari.
Penulis tidak menampik kekurangan buku ini, sekaligus tidak mengurangi semangat untuk terus memperbaiki narasi dan kebenaran ilmu yang disampaikan. Karenanya, saran serta kritik merupakan ‘micin’ sebagai penambah rasa dan warna sehingga siapa pun yang membaca buku ini menemukan kesan positif.
*Abu Teuming (Sambutan ini terdapat dalam buku "1001 Pesan Abimu"
No comments
Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.