Oleh: Abu Teuming
Ketua Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Aceh dan Redaktur Suluhagama. Kini bertugas di KUA Baitussalam, Kemenag Aceh Besar
Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 kian dekat di depan mata, tinggal menghitung hari, bahkan tidak sampai lima jari lagi. Biasanya, ketika mendekati dengan suatu hal yang ada tuntutan memilih, pasti deg-degkan.
Tenang! Tidak perlu resah. Tiada pilihan dalam pemilu yang ditolak oleh kandidat, semua bakal diterima, kecuali kertas suara rusak. Hal yang memungkinkan ditolak saat memilih cinta, bisa jadi pujaan hati yang dipilih tidak menginkan kita. Atau ke ATM yang rekeningnya tak bersaldo, jelas ditolak.
Jujur dan wajar jika deg-degkan jelang memilih, apa pun itu. Terutama deg-degkan karena tidak sabar mencoblos pilihan hati, atau deg-degkan menanti kemenangan pilihan hati.
Toh kalau belanja ke mall, siapa pun, terutama ibu-ibu, pasti lebih hati-hati. Kalau beli pakaian, pasti ada sesi putar kiri dan kanan depan kaca, agar ukuran pas dan terlihat langsing. Banyak bertanya dan pertimbangan, supaya pilihannya cocok dan warna serasi. Memang semua orang ingin mencari kenyamanan dalam hidup. Itu naluri manusia. Contoh lain, perempuan akan deg-degkan dengan pria yang akan melamarnya, dengan segudang alasan, terutama dalih akhlak si pria yang bisa jadi tak memperlakukan istri sesuai titah Islam. Jadi bukan khawatir soal rekening ya, sebab rekening bisa diatur.
Saat ini, masyarakat Indonesia masih was-was, harus memilih siapa sebagai pemimpin bangsa dan calon perwakilan rakyat di perlemen. Arus informasi era digital terkadang membuat masyarakat sulit komitmen pada pasangan tertentu. Apalagi informasi kandidat yang dibumbui hoaks, bahkan lebay. Semakin membuat rakyat puyeng, takut salah pilih.
Sejatinya, sebagai muslim dan warga negara yang baik tidak perlu khawatir, cukup kembali ke hati. Sebab hati menjadi sentral yang melahirkan kebijakan dan tindakan. Ingat, suara hati itu sulit berbohong. Dengan meresapi keinginan hati, akan memudahkan manusia memutuskan perkara, bersikap, dan memilih.
Realitanya, suara hati nurani selalu bebih mendekati kebenaran daripada suara mulut. Karena hati sulit berbohong, yang kerap berbohong itu lidah. Itu sebab banyak cinta kandas karena pasangannya hanya mengandalkan suara lidah, alias manis di bibir. Cinta dan sayangnya tidak lahir dari lubuk hati terdalam.
Bisikan hati nurani selalu mengarah pada kebaikan dan kebenaran, ini mutlak. Orang yang mampu mengaplikasikan pesan hati nurani, lebih siap menghadapi kenyataan dan jarang terperangkap dalam masalah. Maka tidak heran ada ungkapan kece dari Jackson Brown; terkadang hati melihat apa yang tidak terlihat oleh mata.
Itu sebab, pilihan hati lebih tepat daripada pilihan mata. Tapi ingat, kalau urusan pendamping hidup (cinta), pastikan ada perpaduan pilihan hati nurani dan pilihan mata. Biar terasa langit dan bumi jadi milik berdua.
Ada peneliti mengungkapkan bahwa orang yang sering mendengar dan melakukan perintah suara hati, cenderung terhindar dari perbuatan amoral. Suara hati itu lazim disebut intuisi.
Hati nurani melahirkan keputusan berdasarkan amal salih manusia. Orang yang rajin puasa, salat, zikir, dan ibadah lainnya, maka hatinya akan bersih, tidak gelap. Ketika hati bersih maka cahaya hati akan menuntun manusia dalam kebaikan.
Karenanya, hati nurani merupakan tempat di mana Allah dan manusia bertemu (zikir). Maka wajar pertemuan mulia itu akan menghasilkan keputusan mulia, alias tindakan dan pilihan tepat.
Pesan terakhir dalam artikel mini ini. Yakini hati nuranimu, meskipun engkau tidak dapat memberikan alasannya. Kalau coblos, cobloslah pesan hati nurani. Dan ini lebih hati-hati dalam bertindak.
Emang boleh pilih sesuai hati nurani? Emang boleh yang menang pemilu 2024 pilihan hati nurani? Emang boleh salah pilih?
Salam pemilu damai!
No comments
Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.