Jawaban untuk Pertanyaan Kapan Nikah?

Share:


Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha, bukan hanya momen bahagia dan berkumpul bareng keluarga. Tapi ada kesedihan dan ketakutan pada segelintir anak muda, ntah itu pemuda atau pemudi.

Betapa tidak, kerap sekali para penyemat gelar lajang disodorkan pertanyaan, yang bisa dikatakan lebih berat dari soal ujian CPNS atau Ujian Akhir Nasional (UAN). Iya, pertanyaan itu adalah "Kapan Nikah?"

Jawabannya begini.

Tidak perlu mencibiri, tidak perlu menyudutkan, tidak perlu mempersoalkan mereka yang belum nikah. Sebab nasib kita tidak semuanya sama. Bagaimana mungkin engkau memaksa mereka menikah, sedangkan Allah belum mengizinkannya?

Ketika mereka masih membujang, bukan berarti melupakan _sunnah_ Nabi. Mungkin ada hal lain yang sangat penting mereka utamakan, sedangkan engkau tidak merasakan.

Nasib kita tidak semuanya sama. Engkau kadang cantik dan tampan. Tubuh indah, tinggi, dan semampai. Kadang engkau alim lagi berharta. Sehingga membuat orang mudah tertarik. 

Saudara, perjalanan hidup kita berbeda. Jalan yang mereka tempuh mungkin tidak semulus jalan engkau lalui. Gelar yang bersandang pada nama mereka kadang tidak sekeren gelarmu. Posisi mereka belum tentu persis denganmu. 

Nasib kita tidak semua sama. Kebahagian yang mereka rasakan juga tidak serupa dengan keindahan yang engkau miliki.

Nasib kita tidak semua sama. Engkau mungkin mudah bertanya kapan menikah. Tetapi engkau tidak pernah membayangkan betapa beratnya mereka memberi jawaban, sebab mereka harus memikirkan hal yang belum tentu terpikir olehmu.

Kadang mereka tidak punya orang tua. Kadang mereka harus menanggung biaya hidup keluarga dan beragam alasan agama lainnya.

Saudara, nasib kita tidak semua sama. Percayalah, mereka amat bahagia, sebab engkau telah lebih dahulu menikah. Artinya nasib baikmu tidak senasib buruknya.

Semua kita ingin hidup bahagia. Semua kita punya target masa depan. Tapi tidak semua kita bisa mendapatkan apa yang direncanakan, sebab itu Takdir Tuhan.

Nasib kita tidak semua sama. Percayalah, semua kita ingin menikah, tetapi Allah belum mengutus jodoh dan memudahkan rezeki bagi hamba-Nya, sebagaimana janji-Nya bahwa jodoh dan rezeki di tangan Allah.

Kalau engkau mengharapkan mereka segera mengakhiri masa lajang, doakan saja, semoga Allah mudahkan dan pertemukan dengan jodoh yang tepat, pada waktu yang tepat, dan di tempat yang tepat.

Terakhir, penulis berpesan. Di tanah air pernah terjadi, seorang penanya dibunuh oleh penjawab karena sering bertanya "kapan nikah". 

Yang ingin penulis katakan, pertanyaan kapan nikah itu sangat memukul batin dan jiwa. Apalagi terjadi pada mereka yang umurnya tua dan wajah sederhana.

*Abu Teuming

Direktur LSM Keluarga Sakinah Mawaddah dan Rahmah (K-Samara) dan Ketua FKPAI Aceh

No comments

Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.