Oleh: Abu Teuming
Ketua FKPAI Aceh/Redaktur Media Suluh Agama
Wisuda, lumrahnya bagi yang menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, baik S1, S2, dan S3). Anak PAUD, TK, dan TPA pun kerap menikmati indahnya wisuda, sebagai simbol kemenangan anak-anak menimba ilmu.
Wisuda punya makna penting dalam sejarah hidup sebagian orang, menjadi dambaan mahasiswa, sebab perjuangan mendapat selembar ijazah harus ditempuh dengan berbagai tantangan sengit. Mahasiswa biasa berhadapan dengan aneka sikap dosen. Namun, visi dan misi kampus tetap ingin mewujudkan produk sarjana yang memiliki kompetensi serta berdaya saing.
Belum lagi bergelut dengan kewajiban akhir kuliah, yaitu skripsi yang kerap menjadi hantu bagi segelintir mahasiswa. Tantangan ini wajib dilalui, sebagai proses menuju momen wisuda, yang kemudian membuat orang tua dan teman seperjuangan senang.Terlebih jika lulus dengan predikat cumlaude .
Puasa dan tantangan
Kini, umat Islam sudah melalui Ramadhan. Beragam tantangan berhasil dilewati demi menggapai pribadi muslim sejati. Puasa identik dengan hiruk pikuk godaan. Bisikan nakal kerap menyapa orang berpuasa. Perkataan tercela kadang menjadi buah bibir mereka yang puasa. Isu negatif politik hampir tiap hari menghiasi laman media, tentu ini tantangan besar bagi muslim saat menjalankan ritual puasa. Tetapi tantangan tersebut dapat dihindari oleh mereka tak ingin puasanya cacat.
Selama Ramadhan, jiwa, ruh, dan hati telah terasah dengan amalan, sehingga hati yang merupakan wadah ketakwaan kian terbuka lebar, guna lebih meningkatkan kualitas takwa yang sudah diperoleh selama Ramadhan. Hal ini senada dengan firman Allah dalam Al-Hujurat ayat 3; Mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa.
Tujuan inti puasa agar muslim meraih gelar takwa, sebagaimana populer dipahami dalam Al-Baqarah ayat 183.
Jika demikian besar tantangan melalui Ramadhan, maka sangat pantas Allah membalasnya dengan kado istimewa, yaitu memberikan hari khusus, hari kemenangan, hari kesuksesan umat Islam mewujudkan diri sebagai manusia suci, layaknya bayi baru dilahirkan. Tak berlebihan jika hari kemenangan Idul Fitri dilakab dengan “Hari Wisuda”.
Kalau demikian beratnya perjuangan mahasiswa supaya menikmati hari kesuksesan (wisuda), maka demikian pula perjuangan muslim untuk menggapai rida Allah, mendapatkan gelar takwa dengan puasa plus amalan utama lainnya. Idul Fitri bukan sekedar berpakaian serba baru, rumah indah, serta membuat aneka kue lebaran enak dan maknyus. Tapi, Idul Fitri itu hari kemenangan, hari bersyukur, hari saling memaafkan dan gembira.
Mendeklarasikan kesucian
Idul Fitri ibarat hari wisuda bagi yang bertakwa, setelah sukses melawan nafsu ketika Ramadhan. Karenanya, merayakan Idul Fitri, sama halnya muslim mendeklarasikan kesucian diri dari segudang dosa. Saat Idul Fitri, muslim yang taat pada takdir Allah meyakini kembalinya fitrah diri. Kalau muslim bersedia menerima fitrah yang ada pada hari besar ini, serta menerjemahkan dengan bahasa sederhana, maka Idul Fitri menjadi langkah awal menuju kehidupan lebih baik.
Kembali ke fitrah berarti menjadi hamba Allah yang taat, memakmurkan kehidupan sosial, tidak egois dan arogan. Jadi, jika selama sebulan berpuasa, salat tarawih, selalu baca Alquran dan berjamaah di masjid. Namun, setelah Ramadhan kebiasaan positif itu hilang, memusuhi masjid, cuek pada Alquran, maka justru ia melenceng dari fitrah diri. Ibadah selama Ramadhan tidak membekas.
Sebaliknya, jika selama Ramadhan berhasil membentuk kesalihan pribadi, salih sosial, memakmurkan masjid, aktif bersilaturahmi, maka ini jadi bukti bahwa ia berada dalam kondisi sesuai fitrah. Ketika ber-Idul Fitri, maka muslim akan kembali pada fitrah diri dengan menguatkan komitmen, sehingga setelah Ramadhan pun akan semakin cinta masjid, kepincut Alquran, dan tetap bersilaturahmi.
Saat Idul Fitri, jiwa terasa tenang karena dosa telah diampuni, berkat puasa Ramadhan yang dipraktikkan karena dorongan iman dan mengharapkan rida Allah. Hal inilah yang akan menjadikan Islam sebagai sumber keselamatan, dan hari wisuda inilah yang terus dinanti segenap muslimin di penjuru dunia.
No comments
Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.