Hari Raya, Salat Id di Meunasah Kampung Saja

 

Momen hari raya, entah Idulfitri atau Iduladha, kebanyakan orang salat Id di masjid ternama nan indah. Meskipun lumayan jauh dari kediamannya. Alasannya, lebih nyaman dan ramai, atau penceramah dan imamnya bagus.

Semua itu tak salah. Malah bagus.

Hanya saja, hari raya momen minta maaf pada tetangga dan warga sekampung, saat selesai salat dan khutbah. Kadang, keterbatasan waktu, kita tak sempat silaturahmi ke rumah mereka. Paling tidak, sudah bertemu, tegur sapa, dan mohon maaf saat di meunasah atau masjid.

Andai salat di luar desanya, di masjid indah dan nyaman. Entah berapa orang mungkin yang dikenal, bahkan, bisa jadi orang-orang di samping saat salat justru tak dikenal. Sebab, mereka juga sama niat seperti kita, ingin salat di masjid nyaman.

Jika salat di kampungnya, meski di meunasah yang sederhana, tapi hampir semua dikenal, sebab warga satu desa. Lebih mudah komunikasi dan tegur sapa. Paling penting memohon maaf pada mereka.

Mereka lah yang sering konunikasi dengan kita dalam keseharian. Bisa jadi ada salat tutur kata dan tingkah yang membuat mereka sakit hati dan terzalimi.

Jujur, ketika keluarga kita musibah, atau kita meninggal, hanya tetangga yang datang ke rumah duka untuk takziyah dan membantu. Mereka yang tunaikan fardu kifayah. Bukan orang-orang di masjid indah, apalagi khatib dan imam yang belum tentu mengenal kita.

Karenanya, cari momen spesial untuk bersama orang yang engkau kenal. Mohon maaf bila ada salah tingkah. Itu lebih indah dan lega.

*Abu Teuming

PAIH Aceh