Pasangan Suami Istri Jualan Bucket di Internet

Share:

 


Internet memberikan sejuta manfaat bagi mereka yang punya tekat positif dalam meraih keuntungan material. Entah itu menekuni konten youtube, blog, dan aneka platform lainnya.

Fasilitas internet dapat menembalkan dompet, bila mampu dikelola secara baik. Sebaliknya, akan menguras banyak pundi-pundi rupiah bila hanya menjadi konsumen setia. Sebab pengusaha cerdas kerap menawarkan barang dagangan di internet, sehingga banyak netizen kepincut pada beragam kebutuhan harian.

Kini, lewat internet, dengan platform Facebook, Instagram, WhatsApp dan lainnya, pengguna dapat berjualan, atau mengembangkan bisnis lainnya yang berbasis internet. Banyak kisah sukses pembisnis lewat internet. Sebagian mereka membangun usaha tanpa modal besar. Bahkan ada yang tidak butuh modal sama sekali. Demikian mudahnya mencari rupiah via online.

Hal ini tidak terlepas dengan kondisi zaman. Hampir semua penduduk bumi punya alat komunikasi, yang disebut android. Indonesia juga tercatat sebagai negara yang penduduknya banyak menggunakan gadget, dan setiap hari aktif di media sosial. Kehidupan di alam maya kini makin ramai, ketimbang alam nyata. Termasuk dalam jual beli. Sebagian orang lebih tertarik jasa online dibandingkan offline, yang kadang dianggap ribet. 

Menariknya, harga di pasar online selalu lebih murah ketimbang beli langsung di toko, khususnya pelanggan yang domisilinya jauh dengan sentral produksi. Karena bebas dari agen dan biaya pajak bangunan yang terbilang mencekik leher. Hanya saja perlu tambah sedikit ongkos kirim barang ke tempat pembeli. Namun biaya yang dikeluarkan masih terbilang hemat.

Peluang emas ini tidak dilupakan oleh Raudhatul Jannah. Ibu muda ini bersama suami, bernama Mansyur menekuni produk kreatif berupa bunga, populer dengan istilah bucket.  Usaha mereka diberi nama "Oja Flower". Diambil dari nama sang istri tercinta, yang kerap disapa Oja. Raudhatul Jannah telah lama memiliki keahlian meciptakan bucket. Sejak masih lajang, ia memang wanita kreatif, yang selalu bergelimang dengan benda-benda bekas, diolah hingga memiliki nilai ekonomis. Pascamenikah, Raudhatul Jannah dan Mansyur mulai tertarik mengembangkan bisnis bucket, dengan andalan tempat penjualan  adalah medsos.

Berbekal keahlian itu, didukung dengan gadget, keduanya yakin bisnis bucket akan mendapat sambutan konsumen. Pada pertengahan 2019, berlokasi di Kota Banda Aceh, pasangan suami istri ini mulai memasarkan bucket dengan beragam varian dan corak.

Suami istri ini secara bersama-sama merangkai bunga dan mempromosikan. Semua hasil olahan tangan keduanya, tidak membuat orang yang melihat memalingkan mata, sebelum memegang dan memperhatikan produk unik bucket. Dan banyak warga net yang ingin memiliki, guna dimanfaatkan pada momen bahagia.

Soal harga, tidak menyesakkan dada. Intinya barang berkualitas, harga sangat terjangkau. Berkisar 30 ribu hingga 150 ribu. Tergantung ukuran dan rumitnya pekerjaan.

Namun konsumen banyak yang tertarik, terutama mahasiswa yang akan melaksanakan wisuda. Sejak awal produksi, mahasiswa menjadi mayoritas konsumen bucket. Mereka amat tertarik, karena harga sangat merakyat. 

Selain mahasiswa, siswa setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga banyak yang memesan bucket, untuk momen hari guru, dan momen spesial lainnya.

Memang, sejak pandemi Covid-19, awal tahun 2020, usaha bucketnya sempat drop. Penjualan lesu, sebab berbagai momen dihentikan demi meminimalisir penularan Covid-19.

Kini, produksi bucket mulai meningkat, penjualan kian membuat tersenyum produsen. Raudhatul Jannah bersama suami mulai aktif mempromosikan dagangan di media sosial. Bantuan medsos berbasis internetlah yang membuat peselancar internet ikut nimbrung di postingan mereka. Ada yang bertanya harga dan model, termasuk lokasi penjualan. Tidak jarang pula yang memesan sesuai selera.

Tampilan foto bucket amat indah, terlena setiap mata memandangnya. Sesekali, mereka membuat promosi dalam bentuk video. Iklan berbentuk video memang lebih puas pelanggan. Tampilan bucket lebih jelas. Tetapi menghabiskan banyak data internet bila promosi dalam bentuk video.

Keduanya tidak enggan perihal habis paket data. Sebab jualan tentu butuh modal. Keuntungan pun jauh lebih besar, bila produk laku. 

Sejak awal meniti bisnis bucket, andalan Raudhatul dan Mansyur hanya di internet, sebagai pusat perdagangan karyanya. Akun media sosial mereka penuh foto warna warni bucket. Pelanggan, seakan merasa tidak sah rasanya sebelum membelinya.

Usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Setidaknya itulah yang mereka rasakan. Banyak konsumen yang kepincut dan menanti produk terbaru, hasil kreatifitas keduanya.


Bukan hanya produk jadi, iklan di internet juga membuat pasangan ini dapat permintaan bucket sesuai selera konsumen. Hal ini wajar terjadi, sebab konsumen punya kesan tersendiri bila beli produk tempahan.

Mansyur siap mengantar bucket, bila penjual tidak sempat ke lokasi produksi, selama masih dalam  kawasan terjangkau. Mereka tidak ingin mengecewakan pelanggan, asal konsumen puas, produsen tidak rugi, begitulah teknik berbisnis mereka.

Berkat kegigihan keduanya, usaha bucket kian meningkat. Kini mereka sudah mampu menyewa toko sederhana di pusat Kota Banda Aceh. Di toko itu, selain pusat produksi, juga terpajang berbagai jenis bucket menarik. Konsumen juga mulai mencari lokasi toko, setelah mendapatkan informasi di internet.

Nah, penjualan akan lebih bagus dan meningkat bila produsen bucket memiliki webs khusus, sebagai ladang bisnis. Soal hosting tidak perlu khawatir. Tidak perlu jauh ke luar negeri, di Indonesia tersedia hosting keren dan menarik. Silakan lirik hosting Indonesia, dengan klik link https://www.qwords.com/.

Terkait harga, tidak membuat pedagang cemberut, alias habis modal. Sebab hostingnya tidak sampai miliaran, pokoknya murah meriah. Kalau masih ragu, silakan kunjungi link hosting murah yang dapat diperoleh di https://www.qwords.com/.

Dengan platform webs, bisnis makin melejit. Jangkauan pasar lebih luas. Sukses berada di depan mata. 

 

No comments

Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.