Faktor Menikah pada Bulan Syawal

Share:

Abu Teuming
Penyuluh Agama Aceh Besar dan Direktur LSM Keluarga Sakinah Mawaddah dan Rahmah 
(K-Samara)

Sebelumnya, saya telah menulis bulan Syawal sebagai "Bulan Payung Kuning". Bulan paling banyak terlaksananya pernikahan. Berikut linknya: https://www.abuteuming.com/2020/06/syawal-bulan-payung-kuning.html.

Di bawah ini lanjutannya.

Penulis telah menukil beberapa faktor pernikahan kerap ditetapkan pada bulan Syawal. Hasil ini diperoleh usai melakukan penelitian panjang dan berkelanjutan, khususnya di Aceh.

Pertama, Aceh dikenal dengan negeri seribu dayah (pesantren). Dayah-dayah di Aceh banyak didatangi muda dan mudi dari berbagai daerah di tanah rencong, guna menuntut ilmu agama.

Selama mondok, jarang sekali para santri libur belajar, bahkan mereka jauh dari keluarga. Namun tradisi libur dayah di Aceh sering dilakukan pada bulan Ramadan. Para santri diberi keleluasaan untuk menunaikan ibadah Ramadan di kampung halaman, setelah lama balajar agama di pemondokan.

Ketika mereka pulang ke rumah, terkadang ada kumbang melihat bunga desa yang begitu berwarna dan memikat, sehingga tertarik untuk menikahinya.

Sebagian lain ada yang telah dipinang pada orang tua, meskipun anak gadisnya tidak berada di kampung sebab masih masa belajar di dayah. Namun ia tahu bahwa dirinya telah dilamar oleh pria yang ia sendiri mungkin tidak mengenalnya.

Foto: Koleksi Uwais Qarni

Model taaruf seperti ini biasanya hanya mengikuti pilihan orang tua (dijodohkan). Sedangkan anak ikut kemauan ibu dan bapak. Orang tua akan menangguhkan prosesi nikah pasca Idulfitri, tepatnya ketika anak gadisnya libur panjang Ramadan di dayah.

Bagi santri, sembari menyelaraskan dengan masa libur di dayah, juga menjadi momen meminta izin pada guru atau pimpinan dayah untuk pulang kampung sekaligus izin menikah.

Ini lah adab santri. Setiap ingin berumah tangga, mereka akan datangi gurunya untuk mohon izin menikah dan doa restu. Berbeda dengan mahasiswa yang juga punya guru/dosen. Para alumni kampus seakan tidak punya rasa penting untuk mohon izin dan doa dari dosen atas rencana nikahnya. Kalau pun ada sangat minim. Padahal, dalam tradisi Aceh, guru hampir sama dengan orang tua, sehingga izin dan doanya sangat istimewa.

Seperti dalam syair Aceh populer; poma deungon ayah, lhee deungon guree. Ureung nyan ban lhee meubek ta dhoet-dhoet. Menyoe na salah meuah ta lake. Beu miyup ulee, ta seumah bak tuoet, (Ibu, ayah, dan guru jangan dimarahi. Jika ada salah, segera minta maaf sambil berlutut padanya).

Kedua, Ramadan merupakan bulan suci yang mampu membuat hamba jadi suci dari dosa walau tidak totalitas. Ketika mereka berada dalam kondisi suci pascaramadan, saat itu lah waktu yang tepat untuk menikah.

Setelah kepergian bulan suci, jiwa hamba yang suci seakan tepat sekali untuk menjalin hubungan suci, yakni pernikahan.

Ketiga, perantau pulang kampung. Tradisi merantau di Aceh sudah mengakar kuat. Pada masa remaja, khususnya setelah tamat SMA, banyak pemuda Aceh tidak menetap di kampung. Mereka mencari pekerjaan dan ilmu di daerah lain.

Sebagian mereka merantau dalam waktu singkat. Sebagian lainnya lebih dari dua hingga lima tahun tidak kembali ke tanah air.

Namun ketika mereka mudik saat Lebaran Idulfitri, terkadang sekaligus dengan mengakhiri masa lajang, alias menikah.

Kebiasaan ini kerap dilakukan oleh mereka yang merantau ke negeri Jiran/Malaysia. Setelah lama bekerja dan menabung, akhirnya pulang saat Idulfitri, juga untuk melengkapi separuh agama (nikah).

Keempat, dalam catatan bebas dan juga ilmu yang sedikit sekali ditulis oleh indatu atau ulama Aceh tempo dahulu, bulan Syawal menempati urutan pertama yang sangat tepat dan sunat melaksanakan akad nikah. Mungkin karena ada sebagian nabi yang menikah pada bulan Syawal. Bahkan juga ada para sahabat ternama yang menikah pada bulan Syawal.


Terlebih pada hari Jumat bulan Syawal. Sebab hari Jumat menjadi hari paling utama di antara tujuh hari yang Allah ciptakan.

Aisyah meriwayatkan; Rasulullah menikahiku pada bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan Syawal pula. Maka istri-istri Rasulullah manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?

Dalam narasi lain dijelaskan; Aisyah dahulu suka menikahkan para wanita pada bulan Syawal, (HR Muslim).

Imam An-Nawawi mengomentari nash tersebut bahwa dalil ini sebagai anjuran menikah, menikahkan, dan membina mahligai rumah tangga pada bulan Syawal. Pasca menelaah fikih Syafiiyah, Imam Nawawi menyimpulkan hadis di atas menjadi landasan sunat menikah pada Syawal, sebagaimana pendapat ulama Syafiiyah.

Dalam banyak literatur Islam, hadis tersebut membantah konsep kaum jahiliyah, yang menganggap makruh dan sial jika menikah dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal.

Survei lainnya bisa ditemukan di media sosial. Banyak netizen memosting foto dan video pernikahan atau pesta nikah yang berlangsung bulan Syawal. Sebagai contoh, sebuah akun memperbaharui postingan: hoe yang ta kaloen ureung posting nikah dan pesta di bulan Syawal. Dalam grup medsos pula beredar banyak undangan walimatul ‘urusy yang diselenggarakan bulan Syawal. 

Bila jeli memperhatikan, angka pernikahan bulan lebaran sangat jauh berbeda dengan bulan lainnya. Demikian alasan singkat yang dapat penulis tuangkan.

Pesan akhir penulis, walau Syawal merupakan bulan yang disunatkan menikah. Tetapi jangan menanti Syawal tahun depan baru melaksanakan ikatan sakral ini. Tunaikan saja niat nikahnya kapan pun siap. Sebab nikah adalah ibadah. Dan ibadah serta kebaikan apa pun wajib disegerakan. Terutama wanita. Nabi telah berpesan; Wahai Ali, tiga hal yang harus disegerakan, salat jika tiba waktu, menguburkan mayat, dan menikahkan anak gadisnya bila sudah baligh, (HR. Attarmizi).

Dalam riwayat lain disebutkan, “jika anak gadis telah datang jodohnya.”

Menyegerakan nikah juga kebaikan yang tak ternilai. Dengan menikah agama jadi sempurna. Sebab orang yang belum nikah belum melengkapi separuh agama. Dengan menikah pula para lajang akan selamat dari jeratan maksiat dan pengaruh setan terkutuk.

Selamat Idulfitri dan selamat menikah.
Jangan lupa undangan ya!

No comments

Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.