Potensi Hutan Bakau di Alue Naga

Share:
Potensi Hutan Bakau di Alue Naga

Banyak cara membuat hati tenang dan mata sejuk. Salah satunya menatap indahnya hutan ciptaan Tuhan. Alam yang asri tidak terdapat di semua tempat. Melainkan hanya ada di daerah tertentu yang sengaja dipelihara oleh masyarakat untuk keseimbangan alam. Kalau berkunjung ke Banda Aceh, tidak sempurna sebelum melihat rindangnya hutan bakau di sebuah kampung tradisonal di pinggir kota. 

Kampung yang berada di bibir pantai ini bernama Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Letaknya sangat strategis, tidak jauh dari dua kampus ‘Jantoeng hate rakyat Aceh’, yaitu Universitas Islam Negeri Ar-Raniry dan Universitas Syiah Kuala. Semua masyarakat yang ada di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar sangat mudah aksesnya jika menuju ke desa sejuk itu.

Ternyata, di kampung yang banyak nelayan ini terdapat hutan bakau, tumbuh rindang dan memanjakan mata bagi yang melihatnya. Kampung ini kerap menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah Kota Banda Aceh. Sebab memiliki potensi alam yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. 

Potensi Hutan Bakau di Alue Naga

Luasnya pantai Alue Naga membuat tempat wisata itu tidak pernah sepi dari pengunjung. Setiap saat, khususnya sore hari, banyak masyarakat bermain dan menyaksikan beragam keunikan. Mulai dari menikmati sunrise, pemancing ikan yang berdiri di tanggul tepi laut, juga melihat langsung para pencari tiram di sungai Alue Naga. Tidak hanya itu, yang paling membuat mata manja saat menatap hutan bakau yang hijau. Burung bangau putih berdiri berjejer di ranting pohon bakau. Seakan mahkluk itu sedang menyambut kedatangan para wisatawan.

Banyak komunitas yang peduli dengan lingkungan di Alue Naga. Termasuk menggerak masyarakat pecinta alam untuk menanam 1.000 bakau di sepanjag sungai. Masyarakat Banda Aceh, khususnya Alue Naga sangat peduli pada alam sekitar. Sehingga semangat mereka untuk menanam dan menjaga hutan bakau tetap tinggi. Mereka menyadari, Alue Naga salah satu kampung paling parah dilanda gempa dan tsunami pada 2004 silam. Mereka tidak ingin bencana alam datang kembali disebabkan keserakahan manusia yang tidak peduli terhadap kelestarian alam. Padahal bumi ini akan terus diwarisi hingga anak cucu. Dan generasi berikutnya juga punya hak untuk menikmati indahnya ciptaan Tuhan.

Kini hutan bakau menjadi pelindung Kampung Alue Naga dari abrasi pantai. Konon air laut selalu menghantam pantai tersebut, sehingga perlahan pantainya mulai terkikis. Letak kampung yang berada di pinggir Samudra Hindia membuat mereka peka dengan alam sekitar. Masyarakat sangat antusias menjaga kampungnya dari ancaman bencana alam yang disebabkan ulah tangan manusia.

Ternyata, bakau tidak hanya bermanfaat bagi warga, tetapi juga bagi binatang. Di rawa-rawa yang penuh pohon bakau juga hidup beragam jenis hewan laut. Tentunya hewan yang bisa dimakan oleh manusia, seperti kepiting, ikan, dan udang.

PT. Astra International Tbk telah melakukan aksi nyata di Alue Naga, khususnya membentuk program Kampung Berseri Astra (KBA). PT. Astra International Tbk bersama Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman membuktikan kepedulian mereka terhadap lingkungan dan ekonomi masyarakat. Hal ini ditandai dengan kegiatan melepaskan 50.000 bibit udang di sekitaran pohon bakau. Dengan harapan akan tumbuh besar dan berkembang biak. Nantinya akan menjadi sumber penghasilan masyarakat Alue Naga.

Alam rasa tradisional (Astra) ini pantas disematkan pada Kampung Alue Naga. Sehingga membuat banyak pihak ketagihan berkunjung kembali. Apalagi Alue Naga menawarkan sejuta Astra. Teruma bagi masyarakat yang ingin membeli tiram segar dan hasil laut langsung pada nelayan atau petani tiram.

Masyarakat Alue Naga kini mulai membangkitkan semangat ekonomi lewat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang dibina oleh PT Astra International Tbk. Kehadiran program pemberdayaan ekonomi masyarakat sangat membantu kehidupan penduduk setempat. Apalagi wisata alam Alue Naga makin diminati oleh warga Banda Aceh dan Aceh Besar. Sehingga potensi alam kampung pesisir pantai itu makin produktif dan dapat dirasakan oleh orang lain.

Oleh Amiruddin (Abu Teuming)

No comments

Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.