Surat Kesehatan

Share:

                                     
            Fata beranjak menuju Puskesmas untuk membuat surat kesehata. Di ruang dokter Fata menyampaikan niat hatinya ke pelayan rumah sakit.
            “Saya ingin membuat surat kesehatan bu.”
            “Untuk keperluan apa?” tanya dokter cantik berhidung mancung.
            “Saya hendak melamar kerja bu”, ucap Fata keren.
            “Kerja apa mas?”, tanya perawat imut yang duduk di samping dokter.
            Fata sedikit enggan memberitahunya.
            “Dah bang, kasih tahu aja untuk apa”, timpalnya memaksa.
            Fata tersenyum ringan.
“Iiiini bu, saya mau lamar kerja cleaning service”, ucap Fata malu.
            Sang dokter bersama perawatnya berbaju putih tertawa girang.
            “Ya sudah sekarang kami buat suratnya. Sebelumnya apa abang sedang sakit, atau ada riwayat penyakit?, semacam sindrom gitu?”, tanya dokter ingin memastikan.
            “Kayaknya tak ada dok”, saut Fata yakin.
            “Yakin saat ini tak merasakan keluhan sakit?”.
            “Ssseesebanarnya saya sedikit sakit dok. Sakitnya tuh di sini”, ucap Fata teringat lirik lagu ayu ting ting sambil meletakkan tangan di dada.
            “Lah, kenapa bang?”, timpa dokter.
            “Begini bu, dua minggu lalu saya ditinggalin oleh seorang gadis”, jelas Fata enggan dilapis malu.
            Dokter dengan perawat saling menatap mendengar ucapan Fata.
            “Ya sudah, abang tunggu dulu sampai galaunya hilang, baru kami buatkan surat kesehatan. Kalau sekarang tak bisa, sebab abang lagi sakit hati.”
            “Maaf ya bang, kami tak bisa membantu”, ucap dokter sambil nyegir.
            Fata melangkah dengan perasaan sedih.
“Seber”, lirih Fata.

Dalam sekejap ia pun hilang di pelinghatan.

-Abu Teuming. Penulis buku "Sepenggal Cerita di Lorong Pesantren".

No comments

Silakan beri tanggapan dan komentar yang membangun sesuai pembahasan artikel.